- Biogas adalah salah satu jenis energi alternatif yang dapat menggantikan penggunaan bahan bakar fosil. Dilansir dari Youmatter, biogas adalah jenis bahan bakar nabati yang dihasilkan dari penguraian bahan organik yang dilakukan secara alami. Saat bahan organik terpapar lingkungan kedap oksigen, maka campuran gas didalamnya akan yang paling banyak dilepaskan pada proses ini adalah gas metana sebesar 50-75 persen, bergantung pada jumlah karbohidrat yang terdapat pada campuran bahan organik dan karbon dioksida. Proses ini juga menghasilkan gas lainnya namun dalam jumlah yang lebih kecil. Dikarenakan proses produksi biogas ini terjadi secara anaerob, yaitu tanpa paparan oksigen, sehingga terjadi proses fermentasi yang memecah rantai pada bahan organik. Proses pemecahan ini menjadikan bahan organik yang semula limbah menjadi sumber energi yang dapat digunakan untuk memanaskan, mendinginkan, memasak, atau bahkan memproduksi listrik. Baca juga Klasifikasi Pupuk dan Manfaatnya Cara menghasilkan biogas Penggunaan biogas merupakan teknologi hijau, yakni teknologi ramah lingkungan karena biogas didapat dari bahan alami dan selama prosesnya tidak mengakibatkan kerusakan lingkungan. Sumber biogas adalah dari kotoran sapi, sekam padi, dan bahan organik yang biasanya berasal dari sisa makanan ternak, serasah, rumput, dan daun-daunan. Kotoran sapi dapat menghasilkan biogas karena memiliki kandungan selulosa yang tinggi, hal ini menjadikan kotoran sapi sangat baik digunakan sebagai starter dalam proses fermentasi saat pembuatan biogas. Kandungan selulosa yang tinggi pada kotoran sapi memudahkan proses pencernaan oleh bakteri anaerob. Dilansir dari ETIP Bioenergy, proses pembuatan bioenergi memiliki empat tahapan biokimia yang dilakukan oleh jenis mikroorganisme yang berbeda, yaitu Hidrolisis Proses pertama dalam pembuatan biogas adalah proses hidrolisis, yaitu tahap pelarutan. Bahan organik yang tidak larut seperti selulosa, polisakarida, dan lemak akan diubah menjadi bahan yang larut dalam air seperti glukosa. Proses ini memerlukan bantuan dari enzim bakteri yang memecah rantai panjang pada karbohidrat, protein, dan lemak menjadi lebih pendek. Proses pelarutan ini terjadi pada suhu 25 derajat selsius yang terjadi di dalam digester. Baca juga 5 Sumber Daya Alam dengan Pengaruh Terbesar bagi Manusia Asidogenesis Dalam proses ini, hasil hidrolisis diubah menjadi asam organik oleh bakteri asam yang menghasilkan asam asetat, hidrogen, dan karbon dioksida yang merupakan komponen utama dalam pembentukan metana. Asetogenesis Asam organik dan alkohol diubah menjadi asam asetat, hidrogen, dan karbon dioksida oleh bakteri asetogenik. Hidrogen yang dihasilkan harus diurai oleh mikroorganisme metanogenik, karena terlalu banyak hidrogen akan menghambat pembentukan asam asetat. Metanogenesis Produk yang dihasilkan dari proses sebelumnya akan diubah menjadi metana, karbon dioksida, dan air oleh bakteri yang membentuk metana tumbuh paling lambat dan bereaksi paling sensitif terhadap gangguan. Oleh sebab itu proses yang dilakukan harus disesuaikan dengan kebutuhan mikroorganisme tersebut. Kondisi optimal untuk proses pembuatan biogas adalah suhu konstan selama proses, nilai pH antara 5,2-8, adanya makro dan mikronutrien yang dibutuhkan, serta tidak boleh ada inhibitor atau penghambat selama proses berlangsung. Baca juga Persoalan Lingkungan pada Bentang Alam Karst Manfaat biogas Berikut adalah manfaat biogas yang dilansir dari Homebiogas! Ramah lingkungan Gas yang dihasilkan dari biogas tidak menimbulkan polusi sehingga dapat mengurangi emisi rumah kaca. Hal ini menjadikan biogas salah satu alternatif untuk mengurani pemanasan global. Selain itu, bahan yang digunakan dalam proses pembuatan biogas akan selalu ada karena biogas berasal dari limbah hewan dan tumbuhan. Sehingga biogas merupakan sumber energi terbarukan yang akan selalu berkelanjutan. Biogas mengurangi pencemaran tanah dan air Penumpukan sampah di daratan akan mengeluarkan bau tidak sedap dan memberi dampak buruk lain seperti kemungkinan adanya cairan beracun yang mengalir ke sumber air tanah. Penggunaan biogas dapat menjadi solusi dari peningkatan kualitas air karena pada proses anaerob, patogen dan parasit yang terdapat dalam air akan dinonaktifkan. Hal ini juga efektif untuk mengurangi penyakit yang ditularkan melalui air. Pengumpulan limbah dan pengelolaan limbah di suatu wilayah yang memiliki instalasi biogas akan meningkat secara pesat, hal ini juga akan berdampak baik bagi sanitasi dan kebersihan lingkungan. Baca juga Manfaat Sumber Daya Alam Tambang Biogas menghasilkan pupuk organik Produk sampingan dari proses biogas adalah bahan organik yang diperkaya yang merupakan suplemen yang sangat baik pengganti pupuk kimia. Pembuangan pupuk dari digester dapat mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit, sedangkan pupuk kima selain memiliki dampak buruk untuk lingkungan juga dapat menyebabkan keracunan pada makanan. Murah Teknologi yang digunakan untuk menghasilkan biogas relatif murah. Peternakan dapat memanfaatkan tanaman dan produk limbah yang dihasilkan oleh ternak setiap hari untuk bahan pembuatan biogas. Produk limbah dari seekor sapi dapat menghasilkan energi yang cukup untuk menyalakan lampu bohlam sepanjang hari. Pada skala industri, biogas yang dihasilkan dapat dimanfaatakn untuk mencapai kualitas yang setara dengan gas alam sehingga dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor. Alternatif kayu bakar Di daerah pedesaan masih banyak yang menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakar yang digunakan untuk memasak. Baca juga Contoh Manfaat Sumber Daya Alam bagi Kehidupan Manusia Memasak menggunakan kayu bakar akan menghasilkan asap yang berbahaya bagi pernafasan. Ada 4,3 juta orang meninggal setiap tahun akibat polusi udara yang disebabkan oleh asap dari hasil pembakaran kayu bakar. Penggunaan biogas dapat menjadi solusi karena tidak menghasilkan asap yang berbahaya bagi kesehatan, selain itu juga bahan pembuatan biogas sangat mudah ditemukan di daerah pedesaan. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
11 Latar Belakang. Reaksi kimia yang umum digunakan untuk menghasilkan energi adalah pembakaran, yaitu suatu reaksi cepat antara bahan bakar dengan oksigen yang disertai terjadinya api. Bahan bakar utama dewasa ini adalah bahan bakar fosil, yaitu gas alam, minyak bumi dan batu bara. Bahan bakar fosil itu berasal dari pelapukan sisa organisme
Masalah energi telah menjadi masalah yang cukup rumit dan sukar dihadapi terutama mengenai energi tak terbarukan yang sangat diperlukan dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, diperlukan sebuah inisiasi yang dapat mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap energi tak terbarukan tersebut. Salah satunya energi yang yang suatu saat akan habis adalah gas, gas diperlukan sebagai bahan bakar tidak hanya di kehidupan rumah tangga melainkan seluruh aktifitas manusia. Maka adapun inisiasi untuk mengakali penggunaan gas bumi dengan memanfaatkan limbah kotoran sapi untuk dijadikan sebagai biogas yang dapat meringankan beban masyarakat serta menghemat energi. Selain itu limbah kotoran sapi pula dapat dijadikan pupuk kompos yang sangat berguna dalam meregenerasi tanah. Tentunya inisiasi ini sangat bermanfaat bagi kehidupan umat manusia. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free © 2021 The Authors. This open access article is distributed under a Creative Commons Attribution CC-BY license. Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Original Research Paper Pemanfaatan Limbah Organik Kotoran Sapi Menjadi Biogas dan Pupuk Kompos Lalu Ali Wardana1*, Nizar Lukman2, Mukmin3, Muhibban Sahbandi4, Mario Sakti Bakti5, Deninta Wasim Amalia6, Ni Putu Ayu Wulandari5, Diana Afrianita Sari5, Cornelius Sopar Nababan7 1Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram, Mataram, Indonesia 2Program Studi Hubungan Internasional, Universitas Mataram, Mataram, Indonesia 3Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram, Mataram, Indonesia 4Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram, Mataram, Indonesia 5Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Mataram, Mataram, Indonesia 6Program Studi Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Mataram, Mataram, Indonesia 7Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Mataram, Mataram, Indonesia Sitasi Wardana, L. A., Lukman, N., Mukmin., Sahbandi, M., Bakti, M. S., Amalia, D. W. Wulandari, N. P. A., Sarri, D. A., & Nababan, C. S 2021. Pemanfaatan Limbah Organik Kotoran Sapi Menjadi Biogas dan Pupuk Kompos. Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 41 Received 05 Desember 2020 Revised 30 Desember 2020 Accepted 08 Februari 2021 *Corresponding Author Lalu Ali Wardana, Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram, Mataram, Indonesia; Email aliwardana Abstract Masalah energi telah menjadi masalah yang cukup rumit dan sukar dihadapi terutama mengenai energi tak terbarukan yang sangat diperlukan dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, diperlukan sebuah inisiasi yang dapat mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap energi tak terbarukan tersebut. Salah satunya energi yang yang suatu saat akan habis adalah gas, gas diperlukan sebagai bahan bakar tidak hanya di kehidupan rumah tangga melainkan seluruh aktivitas manusia. Maka adapun inisiasi untuk mengakali penggunaan gas bumi dengan memanfaatkan limbah kotoran sapi untuk dijadikan sebagai biogas yang dapat meringankan beban masyarakat serta menghemat energi. Selain itu limbah kotoran sapi pula dapat dijadikan pupuk kompos yang sangat berguna dalam meregenerasi tanah. Tentunya inisiasi ini sangat bermanfaat bagi kehidupan umat manusia. Keywords Energi; Gas bumi; Kotoran sapi ternak; Biogas; Pupuk Kompos. Pendahuluan Permasalahan-permasalahan yang terjadi di zaman globalisasi kini semakin kompleks dan sukar untuk ditangani, salah satunya adalah permasalahan energi, energi merupakan dorongan yang dibutuhkan dalam kehidupan manusia sehingga ketika energi mengalami krisis akan berdampak buruk bagi kehidupan manusia. Permasalahan energi mempunyai kecenderungan untuk meningkat setiap tahunnya, terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Di tahun 2008, negara Indonesia keluar dari OPEC dikarenakan kebutuhan impor bahan bakar minyak sudah melebihi kesanggupan ekspornya. Di lain sisi ketersedian cadangan energi fosil berupa gas dan minyak yang terbatas tidak sebanding dengan peningkatan kebutuhan energi. Memang tidaklah terlalu buruk bagi kita untuk bergantung dengan sumber energi fosil namun juga perlu dipikirkan bahwa energi fosil akan habis beberapa dasawarsa lagi. Karena itu, akhirnya mendorong banyak ilmuwan untuk mencari sumber energi alternatif baru untuk menggantikan sumber energi fosil. Energi terbarukan menjadi cukup penting sehingga membuat kestabilan energi tetap terjaga. Dalam hal ini dapat dicontohkan yaitu bahan bakar gas yang dibutuhkan dalam kehidupan rumah tangga, setiap masyarakat membutuhkan gas untuk memasak, hal ini kemudian menjadi Wardana et al, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 2021, 41 201-207 e-ISSN 2655-5263 202 tantangan dimana selain harganya yang cukup mahal, gas juga merupakan energi tak terbarukan sehingga dibutuhkan sebuah inisiasi pengganti bahan bakar gas tersebut. Kotoran sapi kebanyakan hanya dimanfaatkan untuk dijadikan pupuk kandang namun tanpa proses pengolahan. Biasanya kotoran sapi itu hanya dibiarkan mengering di suatu lahan dan setelah kering baru digunakan untuk penyuburan tanah atau tanaman. Kondisi ini tentu dapat merusak lingkungan, terutama pencemaran udara. Sebab kotoran sapi yang masih basah menimbulkan bau tidak sedap. Ini jelas membahayakan kesehatan bagi orang yang menghirupnya. Padahal jika dianalisis kotoran sapi itu sebenarnya dijadikan bahan dasar dalam pembuatan biogas dan pupuk organik. Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk di antaranya; kotoran manusia dan hewan, limbah domestik rumah tangga, sampah biodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable dalam kondisi anaerobik. Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan karbon dioksida Biogas sangat berpotensi untuk dimanfaatkan menjadi sumber energi terbarukan. Hal ini dikarenakan kandungan gas metana CH4 yang tinggi dan nilai kalornya yang cukup tinggi yaitu berkisar antara kkal/m3. Dimana gas metana hanya memiliki satu karbon di setiap rantainya yang membuat pembakarannya lebih ramah lingkungan, hal intentunya merupakan inisiasi yang sangat dibutuhkan dalam masyarakat dimana dapat menciptakan energi terbarukan sendiri serta dapat bernilai ekonomis. Selain biogas Kotoran sapi juga dapat diolah menjadi pupuk Organik. Pupuk Organik merupakan pupuk yang berasal dari sisa tanaman dan kotoran hewan yang telah mengalami proses dekomposisi atau pelapukan. Selama ini sisa tanaman dan kotoran hewan tersebut belum sepenuhnya dimanfaatkan sebagai pengganti pupuk buatan. Kompos yang baik adalah yang sudah cukup mengalami pelapukan dan dicirikan oleh warna yang sudah berbeda dengan warna bahan pembentuknya, tidak berbau, kadar air rendah dan sesuai suhu ruang. Hal ini pun bisa dikatakan memberikan dampak yang sangat positif yang mana kotoran sapi tidak hanya sia-sia namun memberikan keuntungan. Metode Program ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan menampilkan gambaran secara detail tentang suatu situasi serta data yang dikumpulkan berupa berupa kata kata atau gambar dan bukan angka. Pengambilan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan kajian pustaka yang selanjutnya dianalisis untuk menarik sebuah kesimpulan. Hasil dan Pembahasan a. Pemanfaatan Kotoran Sapi Menjadi Biogas Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk di antaranya; kotoran manusia dan hewan, limbah domestik rumah tangga, sampah biodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable dalam kondisi anaerobik. Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan karbon dioksida Biogas sangat berpotensi untuk dimanfaatkan menjadi sumber energi terbarukan. Hal ini dikarenakan kandungan gas metana CH4 yang tinggi dan nilai kalornya yang cukup tinggi yaitu berkisar antara kkal/m3. Dimana gas metana hanya memiliki satu karbon di setiap rantainya yang membuat pembakarannya lebih ramah lingkungan. Biogas merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan sangat tinggi dan cepat daya nyalanya. Biogas dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan maupun untuk menghasilkan listrik ataupun untuk pengganti gas elpiji. Penggunaan biogas memiliki keselamatan yang lebih aman jika dibandingkan dengan gas elpiji. Misalnya jika pipa atau penampung gas bocor tidak akan terjadi ledakan karena gas yang keluar akan menguap dengan cepat dan jika api didekatkan ke sumber gas maka tidak akan terjadi semburan api yang menyebabkan kebakaran. Sehingga biogas kotoran sapi ini dapat dikatakan bahan bakar yang aman. Selain itu biogas juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk membangkitkan listrik. Sisa kotoran sapi yang digunakan untuk menghasilkan biogas juga dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk budidaya tanaman atau kegiatan pertanian. Biogas sangat bagus bagi kelestarian lingkungan dan membuat lingkungan menjadi lebih bersih karena pemanfaatan limbah yang biasanya hanya terbuang sia sia dan hanya mencemari lingkungan namun Wardana et al, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 2021, 41 201-207 e-ISSN 2655-5263 203 dengan teknik tertentu dapat dijadikan biogas yang dapat bermanfaat. Biogas dapat menghemat biaya operasional rumah tangga contohnya pemanfaatan biogas sebagai bahan bakar minyak lebih hemat ketimbahan bahan bakar lainnya misalnya bahan bakar gas. Biogas dapat dijadikan sebagai bahan bakar pembangkit listrik untuk menggantikan bahan bakar solar sebagai pembangkit listrik. Proses pembuatan biogas dari kotoran sapi terjadi karena adanya dekomposisi bahan organik secara anaerob tertutup dari udara bebas. Proses ini akan menghasilkan suatu gas yang sebagian besar mengandung metana dan karbondioksida CO2. Gas yang terbentuk disebut gas rawa atau biogas. Biogas yang terbentuk dapat dijadikan sebagai bahan bakar, karena mengandung gas metana CH4 yang mudah terbakar. Dimana proses pembusukan anaerob yang terjadi dibantu oleh sejumlah mikroorganisme seperti bakteri yang baik untuk proses fermentasi adalah berkisar antara 25-55oC. Saat suhu tersebut, mikroorganisme dapat bekerja secara optimal untuk merombak bahan-bahan organik. Komposisi gas yang terdapat pada pembentukan biogas, seperti ditunjukkan pada tabel di bawah ini. Bangunan utama dari cara membuat biogas dari kotoran sapi untuk instalasi biogas yaitu digester yang fungsinya untuk menampung gas metana dari hasil yang diperoleh dari perombakan bahan-bahan organik yang disebabkan oleh bakteri. Besar kecilnya ukuran digester terlihat dari kotoran sapi yang dihasilkan dan seberapa banyak biogas yang diinginkan. Sebaiknya lokasi dimana akan membangun sebuah digester itu harus berdekatan dengan kandang sapi tersebut supaya kotoran sapi tersebut akan mudah untuk disalurkan ke dalam digester sehingga dapat meringankan proses pembuatan biogas. Pada samping digester bangunlah sebuah penampung lumpur, penampung lumpur ini nantinya dipisahkan dan bisa diolah untuk dijadikan pupuk organik padat dan cair. Adapun langkah-langkah pembuatan biogas menggunakan kotoran sapi sebagai berikut 1. Mencampur kotoran sapi secukupnya dengan air yang telah ditentukan banyaknya terus diaduk sehingga akan terbentuk seperti lumpur dengan suatu perbandingan 21 pada bak yang akan digunakan untuk menampung sementara. 2. Mengalirkan lumpur menuju kelubang pemasukkan digester. Untuk lebih mudahnya dalam memasukkan lumpur ke dalam digester yaitu kran gas yang berada di atas digester harus dibuka terlebih dahulu dan udara yang ada didalam digester pun akan mendesak keluar. Untuk pengisian yang pertama harus membutuhkan banyak lumpur sehingga volume di dalam digester terisi penuh. 3. Lakukan penambahan starter yang jumlahnya 1 liter dan isi rumen segar dari rumah potong hewan yang jumlahnya sebanyak 5 karung untuk kebutuhan kapasitas digester 3,5 sampai 5,0 m2. Setelah digester terisi penuh oleh lumpur, kran gas pada digester harus ditutup sehingga terjadi proses fermentasi. 4. Buanglah gas yang pertama dihasilkan pada hari ke 1 sampai hari ke 8. Pada hari ke 10 hingga hari ke 14 akan terbentuk gas metana CH4 dan gas CO2 dan sudah mulai menurun dalam fermentasi tersebut. Pada hari ke 14 maka akan terbentuk gas yang dapat menyalakan api pada kompor gas. Proses pembentukan biogas dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu 1. Tahap Hidrolisis Hydrolysis Di tahap ini, bakteri memutuskan rantai panjang karbohidrat kompleks; protein dan lipid menjadi senyawa rantai pendek. Contohnya polisakarida diubah menjadi monosakarida, sedangkan protein diubah menjadi peptide dan asam amino. 2. Tahap Asidifikasi Asidogenesis dan Asetogenesis Pada tahap ini, bakteriAcetobacter aceti menghasilkan asam untuk mengubah senyawa rantai pendek hasil proses hidrolisis menjadi asam asetat, hidrogen, dan karbon dioksida. Bakteri tersebut merupakan bakteri anaerob yang dapat tumbuh dan berkembang dalam keadaan asam. Bakteri memerlukan oksigen dan karbondioksida yang diperoleh dari oksigen yang terlarut untuk menghasilkan asam Wardana et al, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 2021, 41 201-207 e-ISSN 2655-5263 204 asetat. Pembentukan asam pada kondisi anaerobik tersebut penting untuk pembentukan gas metana oleh mikroorganisme pada proses selanjutnya. Selain itu bakteri tersebut juga mengubah senyawa berantai pendek menjadi alkohol, asam organik, asam amino, karbon dioksida, hidrogen sulfida, dan sedikit gas ini C6H12O6→ 2C2H5OH + 2CO2+ 2ATP -118kJ per mol termasuk reaksi eksotermis yang menghasilkan energi. 3. Tahap Pembentukan Gas Metana Methanogenesis Pada tahap ini, bakteri Methanobacterium omelianski mengubah senyawa hasil proses asidifikasi menjadi metana dan CO2 dalam kondisi anaerob. Proses pembentukan gas metana ini termasuk reaksi eksotermis. Proses pembuatan biogas dengan menggunakan biodigester pada prinsipnya adalah menciptakan suatu sistem kedap udara dengan bagian–bagian pokok yang terdiri dari tangki pencerna digester tank, lubang input bahan baku, lubang output lumpur sisa hasil pencernaan slurry dan lubang penyaluran biogas yang terbentuk. Dalam digester terkandung bakteri metana yang akan mengolah limbah organik menjadi biogas. Sisa limbah dari biogas tersebut dapat dibuat menjadi pupuk kompos. Penggunaan kotoran sapi sebagai suatu inisiasi pembuatan biogas sangatlah diperlukan oleh masyarakat, termasuk di Desa padamara yang telah dilakukan sebuah percontohan pembuatan biogas dari kotoran Sapi oleh Mahasiswa KKN Universitas Mataram. Dalam proses pengolahan biogas tersebut para mahasiswa menggunakan digester sementara yang berlokasi di kandang kolektif desa Padamara. Proses pembuatan biogas memakan waktu kurang lebih 4-5 minggu dan baru menghasilkan gas dengan tekanan yang kecil, aman digunakan dan akan sangat bermanfaat jika terus di kembangkan oleh masyarakat desa. Adapun langkah-langkah yang telah dilakukan oleh mahasiswa KKN Unram yaitu dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat desa bekerjasama dengan pihak Balai pengkajian Teknologi Pertanian sebagai pemateri dimana penyuluhan dilakukan ke dalam dua tahap yaitu tahap awal perkenalan tentang cara pembuatan dan manfaat biogas selanjutnya tahap kedua penyuluhan tentang hasil dari biogas tersebut kepada masyarakat dengan menggunakan instalasi sementara yang digunakan sebagai sampel. Gambar 1. Instalasi Biogas Sementara Gambar 2. Instalasi Biogas Permanen Gambar 3. Proses Pengolahan Kotoran Sapi menjadi Biogas Wardana et al, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 2021, 41 201-207 e-ISSN 2655-5263 205 b. Pemanfaatan Kotoran Sapi Menjadi Pupuk Kompos Pupuk Kompos merupakan pupuk organik yang berasal dari sisa tanaman dan kotoran hewan yang telah mengalami proses dekomposisi atau pelapukan. Selama ini sisa tanaman dan kotoran hewan tersebut belum sepenuhnya dimanfaatkan sebagai pengganti pupuk buatan. Kompos yang baik adalah yang sudah cukup mengalami pelapukan dan dicirikan oleh warna yang sudah berbeda dengan warna bahan pembentuknya, tidak berbau, kadar air rendah dan sesuai suhu ruang. Pupuk kompos bermanfaat untuk menambah kesuburan tanah. Karena adanya penambahan unsur hara, humus, dan bahan organik ke dalam tanah menimbulkan efek residual, yaitu berpengaruh dalam jangka panjang sehingga sifat fisik dan kimia tanah diperbaiki. Pemberian pupuk organik menyebabkan terjadinya perbaikan struktur tanah. Akibatnya sifat fisik dan kimia tanah ikut diperbaiki. Sifat biologi tanah dapat diperbaiki dan mekanisme jasad renik yang ada menjadi beberapa ahli menyebutkan bahwa pemberian pupuk organik akan meningkatkan populasi musuh alami mikroba tanah sehingga menekan aktivitas saprofitik dari patogen tanaman. Keamanan penggunaannya dapat dijamin. Pupuk organik tidak akan merugikan kesehatan ataupun mencemari lingkungan. Adapun bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat pupuk kompos dari kotoran sapi yaitu 1. Kotoran sapi kering minimal 80 – 83% dan lebih bagus jika bercampur dengan urin 2. Serbuk gergaji atau sekam atau jerami 3. Abu dapur 10% 4. Kapur pertanian 2% 5. Bahan pemacu mikroorganisme Stardec 0,25%. 6. Cairan EM4 Setelah semua bahan tersedia, saatnya lakukan langkah-langkah pengomposan. Cara membuat adalah seperti di bawah ini 1. Campur semua bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan pupuk kompos yaitu kotoran sapi, serbuk gergaji, abu dan kapur dengan merata. kemudian tumpuk di tempat yang terlindungi dari sinar matahari dan hujan secara langsung. Akan lebih baik jika ditumpuk di tempat pembuatan pupuk kompos yang khusus. Biarkan selama 1 hari. 2. Besoknya aduk tumpukan bahan kompos kemudian taburi menggunakan stardec, aduk sampai merata. kemudian tumpuk lagi dengan ketinggian minimal 80 cm. 3. Biarkan tumpukan terbuka sampai 7 hari , namun harus tetap dijaga agar terhindar dari panas dan hujan. Pada hari ke 7, balik tumpukan agar memasok oksigen bisa masuk ke dalam bahan dengan merata. Oksigen dibutuhkan untuk aktivitas mikroba. Pambalikan bahan dilakukan setiap 7 hari sekali. 4. Aktivitas mikroba bisa ditandai dengan adanya peningkatan suhu. Biasanya peningkatan suhu terjadi menjelang hari ke 8 sampai hari ke 21. Pada hari ke 28 suhu akan menurun kembali. Kenaikan suhu yang terjadi bisa sampai 300oC. Suhu yang tinggi ini akan membuat pupuk kompos menjadi steril dari bibit gulma dan bakteri patogen. 5. Campuran kotoran sapi itu sudah menjadi pupuk kompos jika suhu telah netral dan warnanya hitam kecoklatan. 6. Campuran itu kemudian didiamkan beberapa hari untuk proses penguraian. Untuk penguraian tergantung cuaca. Untuk cuaca kering biasanya membutuhkan waktu tiga pekan, sedangkan saat musim hujan lebih lama lagi, yaitu selama enam pekan. Selama proses penguraian, juga harus dibolak-balik, yaitu satu kali seminggu pada musim kering dan saat musim hujan sekali dalam dua Minggu. Untuk pembalikan ini dilakukan tiga kali c. Prinsip pembuatan kompos 1. Menjaga Kelembaban Kelembaban berperanan penting dalam proses pembuatan kompos dan mutu kompos. Kelembaban optimum adalah 50-60 %. Rendahnya kelembaban udara menurunkan proses penguraian, bila terlalu tinggi menghambat aliran udara. 2. Pembalikan Pembalikan diperlukan agar kompos tidak kekurangan udara dan mempercepat proses penguraian. Proses penguraian akan berjalan lambat jika kompos kekurangan udara. Wardana et al, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 2021, 41 201-207 e-ISSN 2655-5263 206 3. Peneduh Agar proses penguraian bahan organik berlangsung sempurna usahakan tempat pembuatan kompos terlindung dari hujan dan sinar matahari secara langsung. Karenanya tempat kompos perlu dibuatkan pelindung. Setelah penguraian, kotoran sapi yang sudah menjadi pupuk kompos itu selanjutnya digiling sebelum dikemas masih membutuhkan pengayaan lagi agar teksturnya halus. Lalu dikemas dan disalurkan kepada masyarakat khususnya petani. Pembuatan pupuk kompos pun telah dilakukan oleh kelompok KKN Desa Padamara 2018, dimana pupuk kompos dijadikan sebagai salah satu program kerja utama. Pengolahan pupuk kompos sama halnya dengan biogas dengan memanfaatkan kotoran sapi. Langkah-langkah yang dilakukan pun hampir sama yaitu dengan mengadakan penyuluhan sebanyak dua kali dengan mitra yang sama yaitu Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Dalam proses pengolahan pupuk kompos, Kelompok KKN Padamara menggunakan galian sebagai wadah yang kemudian semua bahan terdiri dari kotoran sapi, cairan EM4, kapur, sekam, yakult sebagai perangsang mikroba, yang kemudian ditutup secara rapat selama dua hari kemudian, dibolak balik setiap dua hari sekali hingga melebur dan sepenuhnya menjadi pupuk setelah 35 hari. Setelah pupuk tersebut telah jadi kemudian dikemas dan dibagikan masyarakat sebagai sebuah sampel yang kemudian dapat ditiru dan memberikan keuntungan bagi masyarakat di desa Padamara tersebut. Gambar 4. Proses Pembuatan Pupuk Gambar 5. Pupuk Ditutup Dengan Rapat Gambar 6. Pupuk yang Telah Jadi Gambar 7. Pupuk Telah Dikemas Kesimpulan Kotoran sapi yang dianggap menjadi limbah dan sering meresahkan masyarakat ternyata memiliki potensi dan nilai yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Jika diolah dengan baik kotoran sapi dapat dijadikan beberapa hal yang bermanfaat yaitu biogas dan pupuk kompos. Biogas Wardana et al, Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 2021, 41 201-207 e-ISSN 2655-5263 207 sebagai sebuah inisiasi energi terbarukan yang sangat diperlukan dalam kehidupan manusia yang mana selain bernilai ekonomis, juga menciptakan dunia yang hemat energi. Selain itu kotoran sapi jika dijadikan pupuk Kompos juga memiliki potensi yang sangat berguna untuk menjaga kesuburan tanah dan menciptakan hasil panen yang maksimal dalam dunia pertanian. Kelompok KKN Padamara 2018 telah melakukan sebuah pemberdayaan masyarakat dengan memanfaatkan kotoran sapi yang pada mulanya dianggap sebagai masalah kini menjadi potensi yang akan sangat berguna dalam kehidupan masyarakat desa, yang mana dengan mengolah kotoran sapi tersebut menjadi biogas dan pupuk kompos. Tentunya inisiasi ini diharapkan dapat memberikan kesadaran kepada masyarakat bahkan kotoran sapi yang dianggap sebagai masalah ternyata memiliki potensi yang sangat luar biasa, oleh karena itu diharapkan kepada masyarakat dengan adanya pemberdayaan tersebut masyarakat dapat tergerak dan kemudian melanjutkan pengolahan kotoran sapi menjadi biogas dan pupuk kompos sehingga akan memberikan keuntungan bagi masyarakat desa Padamara. Ucapan Terima Kasih Ucapan terima kasih setinggi-tingginya kami sampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu pelaksanaan kegiatan pelatihan ini, terutama pada Bapak Rektor Unram, Ketua Lembaga Pengabdian kepada masyarakat Unram, mahasiswa yang terlibat dan Kepala desa beserta staf, Masyarakat Desa Padamara Lombok Timur yang senantiasa membantu dan menemani kami dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini. Daftar Pustaka Anonim. “Petunjuk Pembuatan Pupuk Organik/ Kompos”. Universitas Muhammadiyah Palembang Palembang Aprianti, Y. 2005. Andrias Wiji Setio Pamuji Penemu reaktor biogas. Kompas Jakarta. Hartmann, H. dan B. K. Ahring. 2005. “The future biogas productions”. http// /rispubVSYS/syspdf/energconf05/session6 Purwendro, Setyo. 2009. Mengolah Sampah untuk Pupuk dan Pestisida organic. Penebar Swadaya, Jakarta Rasti, Diah. Dkk. 2012.“KOMPOS”. Litbang E-book pada Soepardjo, 2005. Energi baru dan terbarukan. Kompas Jakarta Sutanto, R. 2002. Pertanian Organik Menuju Pertanian Alternatif dan Berkelanjutan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. ... Proses ini merupakan peluang besar untuk menghasilkan energi alternatif sehingga akan mengurangi dampak penggunaan bahan bakar fosil Sulistiyanto, et al., 2016.Jika diolah dengan baik kotoran sapi dapat dijadikan hal yang bermanfaat yaitu biogas. Biogassebagai sebuah inisiasi energi terbarukan yang sangat diperlukan dalam kehidupan manusia yang mana selain bernilai ekonomis, juga menciptakan dunia yang hemat energi Wardana, et al., 2021. ... KandariSafril KasimLa Ode SiwiJunartin TekeMasyarakat Desa Aunupe memiliki permasalahan dalam pengelolaan potensi desa khususnya obyek wisata agro agro-ekowisata. Permasalahan yang ada melingkupi aspek lingkungan, pengelolaan, hingga aspek sumber daya manusia. Diantaranya yaitu Desa Aunupe belum memiliki pengelolaan sampah yang baik dan optimal. Tujuan dari pengabdian kepada masyarakat ini adalah Pengelolaan Agroekowisata Berbasis Lingkungan Melalui Pengelolaan Sampah sebagai Salah Satu Upaya Pemulihan Ekonomi pada Era New Normal Desa Aunupe Kecamatan Wolasi Kabupaten Konawe yang digunakan adalah 1 Ceramah, 2 Diskusi/FGD, 3 Pelatihan, dan4 yang diperoleh yaitu persentase keberhasilan pembuatan pupuk kompos mencapai 90% dan akan mencapai 100% apabila telah digunakan oleh warga masyarakat keberhasilan pembuatan instalasi biogas mencapai 90% dan akan mencapai 100% apabila gas yang dihasilkan dapat dihubungkan langsung ke kompor gas agar dapat digunakan dalam rumah keberhasilan pembuatan ekoenzim mencapai 40% dan akan mencapai 100% apabila masa fermentasi selama 3 bulan telah selesai sehingga cairan yang dihasilkan dapat digunakan masyarakat sebagai penyiram hama tanaman serta pembersih kaca jendela dalam rumah persentase keberhasilan pembuatan ecobrick mencapai 60% dan akan mencapai 100% apabila telah dibuatkan beberapa jenis kerajinan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Desa sampah mempunyai banyak manfaat yaitu menciptakan lingkungan yang sehat dan peningkatan pendapatan masyarakat sehingga pentingnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat mengenai Pengelolaan Agroekowisata Berbasis Lingkungan Melalui Pengelolaan Sampah. Melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini diperoleh kesimpulan bahwa setelah mengikuti penyuluhan dan pelatihan masyarakat dapat mengetahui manfaat dan cara pengelolaan sampah yang LatifKabupaten Bandung merupakan salah satu sentra peternakan sapi baik sapi potong maupun sapi perah terbesar di Jawa Barat. Pada tahun 2021 jumlah populasi sapi perah sebanyak ekor dan sapi potong sebanyak ekor. Peternakan sapi menghasilkan limbah ternak yang mempunyai dampak negatif bagi makhuk hidup dan lingkungan. Artikel ini membahas terkait potensi pengelolaan limbah ternak sapi dengan pendekatan circular economy. Metode yang digunakan yaitu dengan cara melakukan kajian literatur, mencari sumber referensi atau jurnal baik jurnal nasional maupun jurnal internasional. Dalam penulisan artikel ini juga dilakukan pencairan data dengan menggunakan media online seperti google dan situs-situs jurnal. Selain itu artikel ini juga didukung dengan data-data sekunder terkait peternakan sapi di Kabupaten Bandung. Hasil diskusi menunjukkan bahwa pada tahun 2021 terdapat potensi pengolahan limbah ternak sapi menjadi biogas dan pupuk organik yaitu sebesar m3 gas bio yang setara dengan kWh listrik atau berpotensi menghasilkan pupuk organik. Pengelolaan limbah ternak sapi berbasis circular economy membutuhkan kolaborasi sektor peternakan dengan sektor lainnya seperti pertanian, perkebunan, kehutanan, hortikultura, dan tanaman pangan lainnya. Pendekatan circular economy menekankan pada penggunaan sumber daya secara maksimal dan meminimalisir limbah yang dihasilkan. Penerapan circular economy pada pengelolaan limbah ternak akan mendukung terciptanya pembangunan Hartmann Birgitte K AhringBiogas production has usually been applied for waste treatment, mainly sewage sludge, agricultural waste manure and industrial organic waste streams. Throughout the recent years the performance of biogas reactors has been increased through a better control of the process and improved reactor design based on a better understanding of the process mechanisms and inhibiting factors. In order to improve the economical feasibility of biogas production, a new concept will take over biorefinery. The goal of the biorefinery concept is to convert close to 100% of the incoming biomass into energy or valuable by- products. One of the currently investigated biorefinery concepts for biogas production from manure implies the separation of manure into a solid and a liquid fraction and their specific treatment in a UASB upflow anaerobic sludge blanket reactor and a CSTR continuous stirred tank reactor, respectively. The solid fraction can be pre-treated more adequately and each effluent of the two fractions has specific nutrient contents, which will improve its value as a fertilizer Pembuatan Pupuk Organik/ KomposAnonimAnonim. "Petunjuk Pembuatan Pupuk Organik/ Kompos". Universitas Muhammadiyah Palembang PalembangMengolah Sampah untuk Pupuk dan Pestisida organicSetyo PurwendroPurwendro, Setyo. 2009. Mengolah Sampah untuk Pupuk dan Pestisida organic. Penebar Swadaya, JakartaKOMPOS". Litbang E-book pada RastiDkkRasti, Diah. Dkk. 2012."KOMPOS". Litbang E-book pada Organik Menuju Pertanian Alternatif dan BerkelanjutanR SutantoSutanto, R. 2002. Pertanian Organik Menuju Pertanian Alternatif dan Berkelanjutan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Halini tentu sangat berpengaruh bagi persedian energi yang terus menerus di eksploitasi tanpa ada pembaharuan, terlebih energi yang tidak bisa diperbaharui. Listrik tenaga surya sangat bermanfaat untuk masyarakat pedesaan atau tempat-tempat terpencil. Listrik ini dapat digunakan untuk menyalakan lampu, televisi, bahkan lemari es Apesar de alguns problemas quanto a sua matriz energética, o Brasil encontra-se em situação privilegiada no que se refere a suas fontes primárias de oferta de energia. Isso porque, a maior parte da energia consumida pelo país é proveniente de fontes renováveis, caso da hidroeletricidade e principalmente da biomassa. O uso da biomassa vem crescendo rapidamente no Brasil, tanto que hoje representa a 3ª fonte para geração de energia mais usada no país, ganhando rapidamente espaço na matriz energética brasileira. A biomassa pode se apresentar de diversas maneiras, caso da lenha e derivados da madeira como serragem e carvão vegetal, derivados da cana-de-açúcar, cascas de arroz e muitas outras formas. A utilização da energia da biomassa vem ganhando importância no desenvolvimento de novas alternativas energéticas devido às vantagens que podem trazer. Veja a seguir as 5 principais vantagens do uso da biomassa como combustível para a geração de energia. A biomassa contribui com a questão ambiental Em comparação com os combustíveis fósseis representados pelos derivados de petróleo, os resíduos da queima das biomassas representados por materiais orgânicos geram muito menos emissões de gases causadores do efeito estufa. Toda a combustão destes materiais orgânicos devolve à natureza apenas o carbono utilizado pela planta para crescer, o que não gera prejuízos ambientais. Assim, o balanço de emissões de CO2 é reduzido, podendo ser quase nulo. Além disso, esta forma de energia contribui para a mitigação das mudanças climáticas, já que essa bioenergia tem um ciclo de carbono fechado com trocas compensadoras do carbono terrestre e atmosférico, diferentemente da queima de combustíveis fósseis. A combustão da biomassa também tem por característica a não emissão de dióxido de enxofre, tão poluente ao meio ambiente. Combustível totalmente renovável A biomassa é derivada da vida vegetal ou animal e, quando destinada a produção de energia, tem por característica ser um recurso natural renovável. Combustíveis fósseis também são derivados da vida vegetal carvão mineral ou animal petróleo e gás natural, entretanto são resultado de várias transformações que requerem milhões de anos para acontecerem, portanto são considerados não renováveis. A biomassa apresenta um ciclo infinitamente mais rápido. Menor custo para a aquisição da matéria-prima Outra vantagem importante do uso deste combustível está ligado ao menor custo de aquisição da matéria-prima, principalmente quando se usa a biomassa sólida, caso do cavaco de madeira. Geralmente as empresas geradoras de energia a partir da biomassa são construídas próximas às regiões onde são obtidas as matérias-primas, tal fato facilita a aquisição da matéria-prima. Esta terá menor custo, devido ao frete mais barato decorrente da menor distância. Comparada com outras formas de geração de energia, as opções de biomassas costumam apresentar baixo rendimento térmico em função da umidade e, heterogeneidade. No entanto, esse baixo rendimento pode ser compensado pela facilidade de obtenção do combustível a um custo mínimo. Além disso, com o avanço no desenvolvimento tecnológico, é possível que tanto os custos quanto a eficiência térmica melhorem ainda mais. Maior geração de empregos e renda O Brasil é um país que gera alto volume de resíduos agrícolas e florestais provenientes das atividades de cultivo – manutenção, tratos culturais e colheita, resíduos industriais resultado do processamento da matéria-prima, plantios energéticos e florestas nativas. Dentro desse contexto, todas as biomassas representa insumos de notável importância para a sociedade, tendo em vista que se trata de uma fonte renovável e descentralizada, promovendo a geração de empregos no campo, além da possibilidade de se conseguir uma renda adicional. Além disso, com o crescimento do uso da biomassa como combustível, cria-se um novo negócio destinado a ampliação e uso sustentável das culturas e florestas plantadas para a geração de novos produtos, trazendo empregos e benefícios econômicos à região. Facilidade de armazenamento, transporte e conversão Outra vantagem da biomassa, é que ela se destaca pela sua densidade energética, principalmente quando há seu processamento. Geralmente o processamento é utilizado para a retirada da umidade. O processamento da biomassa permite produzir grande variedade de biocombustíveis derivados com densidade energética mais elevada e homogênea, tornando a biomassa disponível para atender as necessidades energéticas mais modernas. Além disso, a biomassa apresenta facilidades quanto ao seu armazenamento, conversão e transporte. Para um bom uso da biomassa como combustível, é fundamental que as caldeiras apresentem máxima eficiência térmica. Veja nosso conteúdo sobre a eficiência térmica de caldeiras. Dagingsapi sangat disukai karena mempunyai gizi tinggi dan rasanya enak serta gurih. Masyarakat Indonesia biasa memasak daging sapi dengan berbagai ragam masakan yang dapat merangsang selera makan. Daging sapi bergizi tinggi, bermanfaat bagi tubuh manusia dan mempunyai rasa enak hanya diperoleh dari daging yang baik dan sehat.Sapi merupakan hewan yang kotorannya dimanfaatkan sebagai bahan bakar ramah lingkungan. Foto PixabayKotoran sapi dapat digunakan sebagai bahan bakar pengganti kompor bahan bakar minyak. Penggunaan bahan bakar kotoran sapi ini dinamakan dengan istilah bahan bakar biogas. Biogas mengandung metana yang berfungsi untuk mempercepat merupakan sumber energi terbarukan dan dapat dijadikan sebagai energi alternatif pengganti energi yang berasal dari fosil seperti minyak bumi dan gas alam. Hal ini diperlukan, mengingat energi yang berasal dari fosil merupakan energi yang tidak dapat dapat menjaga ketersediaan sumber energi yang berasal dari fosil, kompor biogas kotoran sapi juga dinilai ramah lingkungan. Ramah lingkungan yang dimaksud adalah pembuatan dan penggunaan produk biogas dapat membantu mengurangi faktor yang merusak mengapa kompor biogas kotoran sapi dinilai ramah terhadap lingkungan? Simak uraian lengkapnya berikut pabrik pembuatan biogas. Foto PixabayAlasan Kompor Biogas Kotoran Sapi Dinilai Ramah LingkunganDilansir melalui situs belajar milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, penggunaan kompor biogas kotoran sapi dinilai ramah lingkungan karena beberapa alasan berikut Proses pembuatan biogas mendaur ulang limbah kotoran sapiLimbah dari proses pembuatan biogas dapat digunakan sebagai pupuk. Pupuk yang diperoleh dari sisa perombakan sampah menjadi biogas mengandung senyawa organik dan anorganik yang diperlukan oleh tanaman, yaitu senyawa karbon organik, senyawa kalium, senyawa fosfat maupun nitrogen sumber unsur N.2. Biogas tidak mencemari lingkungan dan berasal dari sumber daya alam yang dapat diperbaruiKotoran yang dibiarkan menumpuk tanpa pengolahan dapat membahayakan kesehatan manusia, karena mengandung racun dan bakteri-bakteri patogen, seperti Escherichia coli. Kotoran tersebut juga dapat mencemari lingkungan, jika terbawa air dan masuk ke dalam tanah dan air sungai. Belum lagi bau tidak sedap yang ditimbulkannya sangat mengganggu kenyamanan. 3. Penggunaan biogas membantu menurunkan emisi gas rumah kaca yang memicu pemanasan globalMetana yang dihasilkan secara alami oleh kotoran yang menumpuk merupakan gas penyumbang terbesar pada efek rumah kaca, bahkan lebih besar dibandingkan karbon dioksida. Pembakaran metana pada biogas mampu mengubahnya menjadi karbon dioksida, sehingga mengurangi kemunculan metana dalam sirkulasi udara di muka bumi. 4. Penggunaan biogas membantu mengurangi polusi udara dari asap pembakaran bahan bakar minyakKelebihan biogas dibandingkan dengan minyak tanah ataupun kayu bakar adalah biogas dapat menghasilkan api biru yang bersih dan tidak menghasilkan asap, sehingga kebersihan udara tetap biogas dimanfaatkan di perdesaan yang sebagian mata pencahariaan penduduknya di bidang peternakan. Foto PixabayPemanfaatan BiogasBiogas dapat menjadi salah satu sumber energi alternatif yang memiliki prospektif untuk dikembangkan. Teknologi pembuatan biogas kotoran sapi merupakan teknologi tepat guna, yang cocok diterapkan di daerah pedesaan terutama daerah pembuatan biogas relatif murah dan mudah, karena bahan bakunya cukup melimpah dan peralatan yang digunakan cukup merupakan sumber energi alternatif yang dapat dikembangkan untuk mengurangi ketergantungan pada BBM. Selain sebagai pengganti BBM, biogas merupakan energi yang ramah lingkungan dan dapat menambah pendapatan masyarakat.
54Nai.